Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma
ba’du,
Kita
bersyukur kepada Allah, hujan yang kita nanti-nantikan telah tiba. Kita
berharap, semoga hujan yang Allah turunkan, menjadi keberkahan bagi kehidupan manusia
dan lingkungannya.
Sebagai
tanda syukur kepada Allah atas nikmat hujan yang Allah turunkan, sejenak kita
akan mempelajari beberapa amalan sunah ketika hujan,
Pertama, merasa takut ketika melihat mendung gelap
Diantara
kebiasaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau sangat takut ketika
melihat mendung yang sangat gelap. Karena kehadiran mendung gelap, merupakan
mukadimah adzab yang Allah berikan kepada umat-umat di masa silam. Sebagaimana
yang terjadi pada kaum ‘Ad.
Dari
Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى
نَاشِئًا فِى أُفُقِ السَّمَاءِ تَرَكَ الْعَمَلَ وَإِنْ كَانَ فِى صَلاَةٍ ثُمَّ
يَقُولُ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا ». فَإِنْ مُطِرَ قَالَ «
اللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيئًا »
“Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat awan gelap di ufuk langit, beliau
meninggalkan aktivitasnya meskipun dalam shalat. Lalu beliau membaca, ‘Allahumma
inni a’udzubika min syarriha’ [Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
keburukannya].” Apabila turun hujan, beliau membaca ‘Allahumma Shayyiban
Hani’a’ [Ya Allah jadikanlah hujan ini sebagi hujan yang bermanfaat] (HR. Abu
Daud 5101 dan dishahihkan al-Albani)
Mengapa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan semua aktivitasnya?
Karena
beliau takut, beliau keluar masuk rumah sambil berdoa memohon perlindungan
kepada Allah dari keburukan awan itu.
A’isyah
Radhiyallahu ‘anha menceritakan,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا رَأَى
مَخِيلَةً فِى السَّمَاءِ أَقْبَلَ وَأَدْبَرَ وَدَخَلَ وَخَرَجَ وَتَغَيَّرَ
وَجْهُهُ ، فَإِذَا أَمْطَرَتِ السَّمَاءُ سُرِّىَ عَنْهُ ، فَعَرَّفَتْهُ
عَائِشَةُ ذَلِكَ ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « مَا أَدْرِى لَعَلَّهُ كَمَا قَالَ قَوْمٌ ( فَلَمَّا رَأَوْهُ
عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ .
Apabila
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat mendung gelap di lanngit,
beliau tidak tenang, keluar masuk, dan wajahnya berubah. Ketika hujan turun,
baru beliau merasa bahagia. A’isyahpun bertanya kepada beliau apa sebabnya.
Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Saya tidak tahu ini mendung seperti apa. Bisa jadi ini
seperti yang disampaikan kaum ‘Ad, “Tatkala mereka melihat azab itu berupa awan
yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: “Inilah awan yang akan
menurunkan hujan kepada kami”. (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta
supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih” (HR. Bukhari 3206).
Kedua, Membaca doa ketika ada angin kencang
Ketika
ada angin kencang, dianjurkan membaca doa,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا
وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا
وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
Ya
Allah, aku memohon kepadamu kebaikan angin ini, kebaikan yang dibawa angin ini,
dan kebaikan angin ini diutus. Dan aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan
angin ini, keburukan yang dibawa angin ini, dan keburukan angin ini diutus.
A’isyah
Radhiyallahu ‘anha menceritakan,
كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا عَصَفَتِ
الرِّيحُ قَالَ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا
وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا
وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ »
Apabila
ada angin bertiup, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca doa,
[doa di atas]
Ya Allah, aku memohon kepadamu kebaikan angin ini, kebaikan
yang dibawa angin ini, dan kebaikan angin ini diutus. Dan aku berlindung
kepada-Mu, dari keburukan angin ini, keburukan yang dibawa angin ini, dan
keburukan angin ini diutus.
(HR. Muslim 2122).
Ketiga, Membaca doa ketika hujan turun
Ketika
hujan turun, dianjurkan membaca,
اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً
“Allahumma
shoyyiban naafi’aa”
[Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat].”
Dari
Ummul Mukminin, A’isyah radhiyallahu ‘anha,
إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى
الْمَطَرَ قَالَ: اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
”Nabi
shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau
mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada
kami hujan yang bermanfaat].” (HR. HR. Ahmad no. 24190, Bukhari no. 1032, dan
yang lainnya).
Dalam
riwayat lain, beliau membaca,
اللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيئًا
“Allahumma
shoyyiban hani’an”
[Ya Allah, turunkanlah hujan yang
bermanfaat].”
Keempat, Perbanyak doa ketika turun hujan
Dari
Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ
تَحْتَ المَطَرِ
“Dua
doa yang tidak akan ditolak: doa ketika azan dan doa ketika ketika hujan
turun.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi; dan dihasankan al-Albani; lihat Shahihul
Jami’, no. 3078)
Turunnya
Hujan, Kesempatan Terbaik untuk Memanjatkan Do’a
Ibnu
Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, “Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya
hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda,
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ
الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ
’Carilah
do’a yang mustajab pada tiga keadaan : Bertemunya dua pasukan, Menjelang shalat
dilaksanakan, dan Saat hujan turun.” (al-Mughni, 2/294)
Demikian
beberapa adab yang bisa kita rutinkan selama musim hujan. Semoga Allah
memberikan keberkahan di musim hujan ini.
Bersambung…
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan
Pembina Konsultasisyariah.com)